Halaman

Kamis, 28 Februari 2013

Ilmu Nahwu dan Bahasa Arab (Ta'rifat)


TA’RIFAT (BERBAGAI DEFINISI)
- Ilmu Nahwu
- Bahasa Arab
1. Kalam
Lafadz yang tersusun dan bermakna lengkap
2. Kalimah
Suatu lafadz yang digunakan untuk menunjukkan makna yang bersifat tunggal
3. Isim
Kata yang menunjukkan makna mandiri dan tidak disertai dengan pengertian zaman(waktu), atau bisa disebut dengan kata benda.
4. Isim Mufrad
Lafadz yang bukan mutsanna(dua), bukan jamak, bukan mulhaq kepada keduanya, dan bukan pula dari isim asmaul khamsah. (atau bisa disebut kata benda tunggal).
5. Isim Tatsniyah
Lafadz yang menunjukkan dua dengan memakai alif dan nun pada huruf akhirnya jika dalam keadaan rafa’, sedangkan ya’ dan nun bila dalam keadaan nashab dan jar.
6. Jamak Mudzakar Salim
Lafadz yang menunjukkan kepada bentuk jamak dengan memakai wawu dan nun bila dalam keadaan rafa’, sedangkan ya’ dan nun dalam keadaan nashab dan jar. (atau makna jamak untuk laki-laki dalam bahasa Arab).
7. Jamak Muannats
Lafadz yang dijamakkan dengan memakai alif dan ta yang ditambahkan. (atau makna jamak untuk perempuan dalam bahasa Arab).
8. Jamak Taksir
Lafadz yang berubah dari bentuk mufradnya. (atau tak beraturan)
9. Lafadz
Suara atau ucapan yang mengandung sebagian huruf hijaiyyah. (berarti suara hewan, petir atau benda yang jatuh bukan termasuk lafadz).
10. Murakkab
Ucapan yang tersusun atas dua kata atau lebih.
11. Mufid
Ungkapan berfaedah yang dapat memberikan pemahaman sehingga pendengarnya merasa puas.
12. Wadha’
Menjadikan lafadz agar menunjukkan suatu makna.
13. Fi’il
Kata yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan pengertian zaman. (atau bisa disebut dengan kata kerja).
14. Fi’il Madzi
Lafadz yang menunjukkan suatu kejadian (perbuatan) yang telah lampau.
15. Fi’il Mudhari’
Lafadz yang menunjukkan suatu kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan datang.
16. Fi’il Amar
Lafadz yang menunjukkan kejadian pada masa yang akan datang atau yang akan dikerjakan (kalimat perintah).
17. Huruf
Kata yang menunjukkan makna bila digabungkan dengan kata lain. (kata depan).
18. Fa’il
Isin marfu’ (rafa’) yang disebutkan terlebih dahulu fi’ilnya.
19. Maf’ul Bih
Isim mansub (nashab) yang menjadi sasaran perbuatan pelaku (objek)
20. Naibul Fa’il
Isim marfu’ yang tidak disebutkan fa’ilnya.
21. Mubtada
Isim marfu’ yang bebas dari amil lafadz.
22. Khabar
Isim marfu’ yang di-musnad-kan (disandarkan) kepada mubtada. (tidak ada khabar jika tidak ada mubtada)
23. Na’at (sifat)
Lafadz yang mengikuti kepada makna lafadz yang diikutinya, baik dalam hal rafa’, nashab, khafadh, ma’rifat, maupun nakirahnya.
24. Isim Ma’rifat
Lafadz yang menunjukkan benda tertentu.
25.Isim Nakirah
Isim yang jenisnya masih bersifat umum.
26. A’thaf
Tabi’ (lafadz yang mengikuti) yang antara ia dan matbu’-nya ditengah-tengahi oleh salah satu huruf a’thaf.
27. Taukid
Tabi’ yang berfungsi untuk melenyapkan anggapan lain yang berkaitan dengan lafadz yang di-taukid-kan.
28. Badal
Tabi’ yang dimaksud dengan hukum (ketentuan) tanpa memakai perantara antara ia dengan matbu’nya.
29. Mashdar
Isim manshub yang dalam tashrif-an fi’il jatuh pada urutan ketiga. (Fa’ala, yaf’ulu, fa’lan......)
30. Zharaf Zaman (keadaan waktu)
Isim zaman yang didalamnya terjadi suatu kejadian yang dinashabkan dengan memperkirakan makna fiiy (pada atau dalam).
31. Zharaf Makaan (keadaan tempat)
Isim makaan (tempat) yang didalamnya terjadi suatu kejadian, yang di-nashab-kan dengan memperkirakan makna fiiy (pada atau dalam).
32. Maf’ul min ajlih
Isim manshub yang dinyatakan sebagai penjelasan bagi penyebab terjadinya perbuatan (fi’il).
33. Haal
Isim manshub yang memberikan keterangan keadaan yang samar (keterangan keadaan).
34. Tamyis
Isim manshub yang berfungsi menjelaskan dzat yang samar.
35. Istitsna
Mengecualikan sesuatu dengan memakai illaa atau salah satu saudaranya.
36. Idhafat
Menggabungkan dua isim dengan cara memberikan faedah ke-ma’rifat-an atau kekhususan. (disebut juga kata majemuk).